JANGAN MEREMEHKAN PANGGILAN SHALAT AGAR KITA TIDAK DIREMEHKAN ALLAH SWT


Wahai, kaum Muslimin, bagaimana kita bisa
menyia-nyiakan shalat, padahal shalat adalah
penghubung kita dengan Allah Azza wa Jalla . Jika
kita tidak memiliki penghubung antara kita dengan
Allah Azza wa Jalla , dimana ubûdiyah
(penyembahan) kita ? Dimana (wujud) kecintaan
kita kepada Allah Azza wa Jalla , dan ketundukan
kita kepada-Nya ? Sungguh celaka dan rugi orang
yang setiap kali mendengar panggilan kepada
dunia, dengan segera ia memenuhinya dan ketika
mendengar seseorang menyeru kepada Allah Azza
wa Jalla hayya alas shalâh dan hayya ala falâh,
mereka merasa berat hati dan berpaling.
Marilah kita tegakkan shalat kita selagi kita masih
berada di dunia. Ingatlah Allah Azza wa Jalla di
saat lapang, niscaya Allah Azza wa Jalla akan
mengingat kalian di waktu sempit. Siapa yang
melupakan Allah Azza wa Jalla , Allah Azza wa
Jalla pun akan melupakannya. Siapa yang
meremehkan perintah Allah Azza wa Jalla , Allah
pun akan meremehkannya.
Wahai umat Muhammad, siapakah di antara kita
yang merasa aman dengan kematian kemudian
bertaubat dan mengerjakan shalat ? Bukankah
masing-masing kita takut dengan kematian dan
tidak mengetahui waktunya ? Bukankah kematian
itu datang secara tiba-tiba dalam keadaan
manusia tidak merasa ? Bukankah kematian
mendatangi manusia di dunia ini saat mereka lalai?
Abdullâh bin Mas`ûd Radhiyallahu anhu
mengatakan , "Siapa di antara kalian yang kelak
ingin berjumpa dengan Allah Azza wa Jalla dalam
keadaan Islam (berserah diri), hendaklah dia
menjaga shalat-shalatnya, karena sesungguhnya
Allah Azza wa Jalla telah mensyariatkan sunah-
sunah petunjuk kepada Nabi-Nya, dan shalat itu
termasuk sunah-sunah petunjuk. Jika kita shalat di
rumah, maka itu sama saja kita meninggalkan
sunah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam . Jika kita
meninggalkan sunah Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam , maka kita akan tersesat. Jika seorang
yang berwudlu dan membaguskan wudlunya,
setelah itu dia menuju masjid, maka pada setiap
langkahnya Allah Azza wa Jalla akan memberikan
satu kebaikan yang akan mengangkat
kedudukannya satu derajat dan menghapuskan
satu kesalahannya. Menurutku, orang yang
meninggalkan shalat tiada lain adalah orang
munafik yang diketahui nifaknya."
Keadaan mereka seperti keadaan orang-orang
munafik yang difirmankan oleh Allah Azza wa Jalla
dalam al-Qur`ân :
ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻗَﺎﻣُﻮﺍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻗَﺎﻣُﻮﺍ ﻛُﺴَﺎﻟَﻰٰ
Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka
berdiri dengan malas. [an-Nisâ`/4:142]
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍَﻟﻠَّﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ‏( ﺃَﺛْﻘَﻞُ ﺍَﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻋَﻠَﻰ
ﺍَﻟْﻤُﻨَﺎﻓِﻘِﻴﻦ:َ ﺻَﻠَﺎﺓُ ﺍَﻟْﻌِﺸَﺎﺀِ , ﻭَﺻَﻠَﺎﺓُ ﺍَﻟْﻔَﺠْﺮِ, ﻭَﻟَﻮْ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ ﻣَﺎ
ﻓِﻴﻬِﻤَﺎ ﻟَﺄَﺗَﻮْﻫُﻤَﺎ ﻭَﻟَﻮْ ﺣَﺒْﻮًﺍ
"Shalat yang (dirasakan) paling berat oleh orang-
orang munafik adalah shalat Isyâ` dan shalat Fajr
(subuh). Seandainya mereka mengetahui (pahala)
apa yang ada pada keduanya, niscaya mereka akan
mendatanginya, meskipun dengan merangkak".
[HR. al-Bukhâri 644]
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersumpah
bahwa seandainya orang munafik yang
meninggalkan shalat itu mendapatkan rezeki sedikit
di dunia, niscaya ia akan menghadiri shalat jamaah
dan kebanyakan orang-orang yang meninggalkan
shalat jamaah seandainya mereka disibukkan
dengan urusan duniawi ketika terbit fajar, niscaya
ia akan bersemangat untuk hadir tepat pada
waktunya. Shalat jamaah adalah suatu aktifitas
dan ketenangan dan meninggalkannya merupakan
bentuk kemalasan, dan sedangkan tergesa-gesa
dalam mengerjakannya biasanya tidak tuma`ninah.
Orang yang mengerjakan shalat dengan tergesa-
gesa keadaannya seperti seekor burung yang
mematuk makanannya. Barangkali dia juga
mengakhirkan waktu shalatnya. Shalat jamaah
akan melahirkan suatu kecintaan dan kelembutan
serta akan menerangi masjid dengan dzikir kepada
Allah Azza wa Jalla . (Dengan shalat) syiar-syiar
Islam akan nampak. Dalam shalat jamaah ada
suatu pembelajaran bagi orang-orang jahil,
peringatan bagi orang yang lalai dan kemaslahatan
yang sangat banyak. Bagaimana pendapat kalian
jika shalat jamaah itu tidak disyariatkan, dan tidak
mungkin Allah Azza wa Jalla menghendaki
demikian, bagaimanakah keadaan kaum Muslimin ?
(tentu) mereka akan terpecah belah, masjid-masjid
akan tutup dan umat ini akan memiliki syi`ar
jamâ`i dalam agama ini. Karena itulah di antara
hikmah Allah Azza wa Jalla dan rahmat-Nya, Dia
mewajibkannya kaum Muslimin. Marilah kita
bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla dengan
nikmat ini. Marilah kita laksanakan kewajiban ini.
Marilah kita merasa malu kepada Allah Azza wa
Jalla ketika meninggalkan perintah-Nya, serta
waspada terhadap siksa-Nya.
Mudah-mudahan Allah Azza wa Jalla memberikan
pertolongan kepada kita agar bisa selalu
mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya, beribadah
kepada-Nya dengan baik, serta mengumpulkan kita
di dunia ini di atas ketaatan. Dan di akhirat berada
di kampung kemuliannya (surga) serta memberikan
kita hidayah ke jalan yang lurus.

0 comments