Sebuah Kisah Mulia : Pilih aku, atau Ibumu

Sebuah Kisah Mulia

Pilih aku, atau Ibumu
-------------------------------------
Pagi - pagi sekali, Sarah mengetuk pintu rumah
ibunya. Ia menggendong anaknya dan membawa satu tas besar di tangan kanannya. Dari matanya yang sembab dan merah, ibunya sudah tahu Sarah
pasti bertengkar lagi dengan Rafi suaminya.
Meski heran, karena biasanya Sarah hanya sebatas menelfon sambil menangis jika bertengkar dengan Rafi. Ayah Sarah yang juga
keheranan, segera menghampiri Sarah dan
menanyakan masalahnya. Sarah mulai menceritakan awal pertengkarannya
dengan Rafi tadi malam.
Sarah kecewa karena Rafi telah membohongi Sarah selama ini.
Sarah menemukan buku rekening Rafi terjatuh di
dalam mobil. Sarah baru tahu, Rafi selalu menarik
sejumlah uang setiap bulan, di tanggal yang sama. Sementara Sarah tahu, uang yang Sarah terimapun sejumlah uang yang sama.
Berarti sudah 1 tahun lebih, Rafi membagi uangnya, setengah untuk Sarah, setengah untuk yang lain. Jangan - jangan ada wanita lain??
Ayah Sarah hanya menghela nafas, wajah bijaksananya tidak menampakkan rasa kaget ataupun marah.
"Sarah..., yang pertama langkahmu datang kerumah ayah sudah dilaknat Allah dan para malaikat karena meninggalkan rumah tanpa izin suamimu" kalimat ayah sontak membuat Sarah
kebingungan.
Sarah mengira ia akan mendapat dukungan dari
ayahnya.
"Yang kedua, mengenai uang suamimu kamu tidak berhak mengetahuinya. Hakmu hanyalah uang yang diberikan suamimu ke tanganmu.
Itupun untuk kebutuhan rumah tangga. Jika kamu
membelanjakan uang itu tanpa izin suamimu,
meskipun itu untuk sedekah, itu tak boleh". Lanjut ayahnya.
"Sarah.., Rafi menelfon ayah dan mengatakan bahwa sebenarnya uang itu memang di berikan setiap bulan untuk seorang wanita. Rafi tidak
menceritakannya padamu, karena kamu tidak suka wanita itu sejak lama. Kamu sudah mengenalnya, dan kamu merasa setelah menikah dengan Rafi maka hanya kamulah wanita yang
memilikinya".
"Rafi meminta maaf kepada ayah karena ia hanya berusaha menghindari pertengkaran denganmu.
Ayah mengerti karena ayahpun sudah mengenal
watakmu" mata ayah mulai berkaca - kaca.
"Sarah..., kamu harus tahu, setelah kamu menikah maka yang wajib kamu taati adalah
suamimu. Jika suamimu ridho padamu, maka Allahpun Ridho. Sedangkan suamimu, ia wajib taat
kepada ibunya.
Begitulah Allah mengatur laki - laki untuk taat kepada ibunya. Jangan sampai kamu, menjadi penghalang bakti suamimu kepada ibundanya".
"Suamimu, dan harta suamimu milik ibunya".
Ayah mengatakan itu dengan tangis. Air matanya semakin banyak membasahi pipinya. Seorang ibu, melahirkan anaknya dengan susah payah dan kesakitan. Kemudian ia membesarkannya hingga
dewasa. Sampai anak laki - lakinya menikah, ia
melepasnya begitu saja. Anak laki - laki itu akan
sibuk dengan kehidupan barunya.
Bekerja untuk keluarga barunya.Mengerahkan
seluruh hidupnya untuk istri dan anak - anaknya.
Anak laki - laki itu hanya menyisakan sedikit
waktu untuk sesekali berjumpa dengan ibunya. Satu bulan sekali, atau bahkan hanya1 tahun sekali.
"Kamu yang sejak awal menikah tidak suka
dengan ibu mertuamu. Kenapa? Karena rumahnya
kecil dan sempit? Sehingga kamu merajuk kepada
suamimu bahwa kamu tidak bisa tidur disana.
Anak - anakmu pun tidak akan betah disana.
Sarah.., mendengar ini ayah sakit sekali".
"Lalu, jika kamu saja merasa tidak nyaman tidur disana. Bagaimana dengan ibu mertuamu yang dibiarkan saja untuk tinggal disana?"
"Uang itu diberikan untuk ibunya. Rafi ingin ayahnya berhenti berkeliling menjual gorengan.
Dari uang itu ibunda Rafi hanya memakainya
secukupnya saja, selebihnya secara rutin dibagikan ke anak - anak yatim dan orang -
orang tidak mampu dikampungnya.Bahkan masih
cukup untuk menggaji seorang guru ngaji di
kampung itu" lanjut ayah.
Sarah membatin dalam hatinya, uang yang di
berikan Rafi sering dikeluhkannya kurang. Karena Sarah butuh banyak pakaian untuk mengantar
jemput anaknya sekolah.
Sarah juga sangat menjaga
penampilannya untuk merawat wajah dan
tubuhnya di spa. Berjalan - jalan setiap minggu.
Juga berkumpul sesekali dengan teman2nya di restoran. Sarah menyesali sikapnya yang tak ingin dekat2 dengan mertuanya yang hanya seorang
tukang gorengan. Tukang gorengan yang berhasil
menjadikan Rafi seorang sarjana, mendapatkan
pekerjaan yang diidamkan banyak orang. Berhasil
mandiri, hingga Sarah bisa menempati rumah yang nyaman dan mobil yang bisa ia gunakan setiap hari.
"Ayaaah, maafkan Sarah", tangis sarah meledak.
Ibunda Sarah yang sejak tadi duduk disamping Sarah segera memeluk Sarah.
"Sarah, kembalilah kerumah suamimu. Ia orang baik. Bantulah suamimu berbakti kepada orang tuanya. Bantu suamimu menggapai surganya, dan dengan sendirinya, ketaatanmu kepada suamimu bisa menghantarkanmu ke surga".
Ibunda sarah membisikkan kalimat itu ke telinga Sarah.
Sarah hanya menjawabnya dgn anggukan, ia menahan tangisnya. Batinnya sakit, menyesali sikapnya.
Namun Sarah berjanji dalam hatinya, untuk menjadi istri yang taat pada suaminya...
Subhanallah....
* Silakan Kirimkan Kisah ini ke semua sahabatmu,
siapa tahu ada orang yang mau mencoba dan
mengambil manfaat dari kisah ini, shg andapun akan mendapatkan pahala. Semoga bermanfaat.

Sent From My Moto E

0 comments